Friday, July 4, 2014

Kondisi Terakhir Gelora Bung Karno

source : wikipedia
Pada tanggal 29 Juni 2014 yang lalu saya mendatangi stadion Gelora Bung Karno ( GBK ). Salah satu stadion kebanggaan sekaligus stadion terbesar di Indonesia. Jujur, itu adalah kali pertama saya bisa masuk ke dalam stadion untuk melihat langsung keadaan dan kenampakan asli GBK. Jika dilihat dari luar tampak luar biasa bangunan yang dibangun pada masa pemerintahan Soekarno ini. Saya membayangkan, di zaman sekarang ini pun masih tetap eksis. Bagaimana pada saat bangunan itu pertama kali dibangun di dalam benak saya. Stadion yang dibangun pada tahun 1960 ini punya struktur bangunan yang menarik di zamannya. 

Lantas, ketika saya masuk ke dalam stadion tersebut kesan mulai berbeda. Ada kesan kumuh, jorok, dan tidak terpelihara. Saya berpikir dalam hati. Ini stadion layaknya kacang yang kulitnya bagus, namun di dalam busuk. Seakan stadion yang sudah lama tidak dipakai dan tidak dirawat. Semua lantai berdebu, dan hampir setiap tembok tercorat-coret. Yang saya pikirkan adalah ini adalah stadion kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia. Lantas mengapa bangunan ini tidak dirawat sedemikian rupa? Apakah tidak ada pembiayaan yang dialokasikan pemerintah untuk perawatan stadion tersebut?. Biarlah pertanyaan ini hanya sebagai pertanyaan. Namun saya membayangkan apabila ada turis asing yang hendak menonton bola, kita akan malu membandingkan dengan negara mereka. Stadion layaknya mal bintang lima. 

Kondisi tribun pun sangat memprihatinkan. Banyak sekali sampah, puntung rokok yang berserakan di lantai. Ini pertanda sikap buruk, tak peduli kebersihan masih tetap menjadi sikap buruk masyarakat Jakarta. Tidak peduli dengan lingkungan dan kebersihan tempat umum. Sebagai kesan pertama saya sangat tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Saya kira bahwa memang sudah selayaknya stadion yang kita banggakan dan stadion yang kita elu-elukan itu kita revitalisasi, kita renovasi dan kita rawat. Bagaimanapun kita renovasi stadion tersebut jika tidak kita rawat maka sama saja. Intinya ada di proses maintenance. Biaya harus digelontorkan kepada proses perawatan bangunan vital di jakarta. Bagaimanapun GBK merupakan saksi dari perjalanan olahraga Indonesia, serta menjadi bangunan sejarah yang masih eksis hingga saat ini. Renovasi dibutuhkan hanya untuk memberi fasilitas baik kepada para penggunanya serta menimbulkan rasa kenyamanan dan kekaguman.

No comments :

Post a Comment