Tulisan ini bukan sebuah
tulisan yang akan mengajarkan anda semua tentang footnote dan bodynote. Tulisan
ini dibuat bukan dengan tujuan memberikan anda tutorial mengubah footnote menjadi bodynote. Tulisan ini juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan
pelajaran bahasa Indonesia. Jadi jangan salah kaprah terlebih dahulu dengan
tulisan ini hehehe. Apa yang saya tulis dalam artikel ini hanyalah sebuah
curahan hati yang hendak saya ingin bagikan kepada anda semua.
Apa yang akan saya tulis
beberapa paragraf kebawah bercerita tentang ‘zona nyaman’. Loh, kok tidak ada
hubungan dengan judul ya? Kenapa judulnya tentang footnote dan bodynote lalu
inti sarinya tentang zona nyaman? Sebentar, saya akan menceritakannya terlebih
dahulu. Kemarin, saya mendapat jarkoman dari ketua konsentrasi terkait dengan
penulisan skripsi. Ada perubahan mendasar yang selama ini menggunakan footnote dalam penulisan referensi resmi
diubah menjadi bodynote. Bagi anda
semua mungkin ini adalah biasa-biasa saja. Tapi bagi setiap mahasiswa yang
sedang dan sudah menulis skripsi menggunakan footnote hal ini tentu menjadi suatu berita buruk. Karna mau tidak
mau, suka tidak suka aturan tetaplah harus diikuti. Ketika ada pengumuman
seperti itu, mulailah setiap mahasiswa bergumam ini dan itu. Mahasiswa mengeluhkan
kebijakan baru tersebut karna sebagian besar diataranya telah menulis skripsi
menggunakan footnote. Dan sebagian
lagi mengaku tidak mengerti menulis menggunakan bodynote, termasuk saya hehehe.
Kebiasaan saya menulis skripsi
menggunakan footnote lantas membuat
saya nyaman dengan hal itu. Yang membuat saya nyaman ialah karna saya sudah
mengerti dan memahami cara penggunaannya. Seketika muncul suatu aturan baru
yang saya belum mengerti cara penggunaannya menarik saya harus keluar dari zona
nyaman tersebut. Nah, ini merupakan gagasan inti dari artikel ini. Kondisi yang
nyaman memang membuat setiap orang akan sulit berpindah ke hal-hal yang baru. Walaupun
sebenarnya hal-hal baru tersebut belum tentu sulit juga, bahkan bisa jadi lebih
mudah dari sebelumnya. Tapi, untuk menerima hal-hal baru itu butuh waktu dan
proses yang tidak pendek. Yang saya ingin sampaikan dalam tulisan ini, keluar
dari zona nyaman kita memang membuat setiap orang akan canggung kembali apabila
diperhadapkan kepada hal-hal yang baru. Karna hal-hal baru tersebut belum
dipahami dengan benar oleh orang tersebut. Tetapi, setiap makhluk hidup seperti
manusia memiliki kemampuan adaptasi akan hal-hal baru. Walaupun kemampuan
adaptasi ini pada setiap orang berbeda cepat dan lambatnya. Cara ampuh untuk
beradaptasi yang baik ialah tetaplah bertahan pada situasi tersebut dan
pelajari dengan sebaik-baiknya kondisi baru tersebut. Cepat atau lambat kita
akan mulai terbiasa dengan hal baru tersebut. Salah satu trik jitu lagi yaitu
terima kenyataan. Move On! Sama saja
seperti kisah percintaan yang sudah membuat seseorang nyaman. Bukan perkara
mudah untuk dihadapi apabila diperhadapkan pada cerita perpisahan. Tetapi dengan
menerima kenyataan yang ada itu akan banyak membantu untuk lepas dari perasaan
itu.
Sejatinya setiap manusia memang
harus pandai beradaptasi, karna kondisi sekelilingnya akan selalu berubah. Mahluk
hidup yang tidak dapat beradaptasi dengan baik maka ia tidak akan dapat
bertahan hidup. Jadi, untuk semua mahasiswa yang sedang galau atau bingung dengan perubahan ini. Yuk, bersama-sama kita
belajar hal baru ini. Ingat untuk dapat terbiasa dengan hal baru kita harus
bertahan dalam hal tersebut dan pelajari dengan baik. Ini bukan suatu
kemustahilan tetapi ini adalah sebuah keniscayaan. Stop arguing, just do it!
Sekian artikel ini, mohon maaf
jika dirasa terlalu dilebih-lebihkan. Saya menulis ini karna seketika terlintas
dalam pikiran saya. Artikel ini hanyalah suatu ungkapan perasaan dan pikiran
yang saya tuangkan dalam sebuah tulisan. Terima kasih...
Cipinang, 29 Maret 2018
Terimakasih sob atas pemikirannya,saya juga ada di posisi yang sob curahkan,tapi saya justru kebalikannya yaitu merubah dari body note ke footnote? Mohon dan tolong bantuannya sob? Saya dapat tugas dari pembimbing
ReplyDeleteSama, saya juga ada catatan pembimbing merubah bodynote jadi footnot. Kasih tau ya bang kalo udah ngerti caranya
Delete