![]() | |
source: cerdaskeuangan.wordpress.com |
Sebelumnya aku sudah memprediksi, bahwa dia akan diterima di PTN melalui jalur undangan. Mengingat kecerdasan dan kepintaran yang ia miliki. Semua guru memandang dia sebagai orang yang potensial di bidang apapun. Kalau gak salah, ia sangat terobsesi untuk kuliah di UGM salah satu universitas terbaik di Indonesia. Saya tidak tahu pasti jurusan yang ia pilih.
Setelah pengumuman SNMPTN, saya masih tetap les karena saya tidak diterima di SNMPTN. Hari pertama dan kedua saya tidak melihat dia lagi. Asumsi saya, dia sudah dapat undangan. Lalu suatu hari saya berhalangan masuk les. Keesokan harinya satu dari teman saya mengatakan bahwa teman saya itu masuk lagi. Dengan kaget saya bertanya . " emang dia gak dapat SNMPTN ?", " engga ra, dia gak keterima "
Dalam hati saya berfikir, inilah ironi pendidikan indonesia. Orang-orang yang berkualitas tak dihargai dan tak diberi kesempatan yang lebih mudah. Saya pernah membaca di akun twitter, ada yang mengatakan : " kebanyakan orang cerdas dan berkualitas berkuliah di perguruan tinggi swasta ". Saya melihatnya, ini jelas kesalahan pemerintah. Standar yang ditetapkan melalui nilai rapot, jelas tidak adil. Nilai rapot harus terus meningkat, apakah itu menjadi acuan yang fundament? Saya kira bukan, supaya lebih adil, dan pendidikan Indonesia lebih maju, ini semua harus dikaji ulang oleh pemerintah. Saya sangat menyesali, apabila generasi muda Indonesia yang berkualitas nantinya menuntut ilmu ke luar negeri dan melupakannya tanah air tercinta.
No comments :
Post a Comment