Saturday, May 10, 2014

Calm Politic Sosok Joko Widodo

Jokowi. Begitulah masyarakat menyebutnya. Jokowi yang mempunyai makna " Joko Widodo " adalah seorang tokoh politik yang dilahirkan di Surakarta, 21 Juni 1961. Ia pernah menjabat sebagai walikota Surakarta untuk dua kali masa bakti 2005-2016. Sebutan Jokowi berasal dari para customernya di luar negeri. Penampilannya yang pas-pasan dan terkesan sederhana tak mengurangi kepercayaan masyarakat untuk mengusungnya sebagai gubernur DKI Jakarta pada pemilu tahun 2012. Perjalanan politik Jokowi berawal ketika beliau menjabat sebagai Ketua ASMINDO periode 2002-2005 yang anggotanya para pebisnis kayu dan meubel. Anggota dari ASMINDO meminta Jokowi untuk terjun ke dunia politik sebagai calon walikota Solo. Gaya blusukan yang ia pertontonkan menjadi sebuah icon politik baru. Selalu dekat dengan masyarakat dan selalu menjadi pendengar yang baik bagi masyarakatnya menjadikan Jokowi seperti bintang baru yang dielu-elukan masyarakat. Kiprahnya kembali melejit ketika beliau ikut mempromosikan ESEMKA (Produk otomotif Indonesia) kepada seluruh masyarakat Indonesia. Seakan tak puas menjadi walikota Solo, beliau dengan percaya diri berani mengambil kesempatan menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Fauzi Bowo, dengan memilih wakil Basuki Tjahja Purnama. 

Hal menarik lainnya yang selalu tersirat dalam diri pak Jokowi ialah sikap ademnya dalam menghadapi permasalahan yang ada. Berbagai isu-isu yang dikabarkan media, dimana telah terjadi kecurangan dalam pilgub tak menyurutkan niatnya mengabdi terhadap Ibukota tanah air. Jawaban-jawaban yang menarik, dengan tenang beliau lontarkan kepada wartawan. Jawaban yang sama sekali tidak politis namun lebih kepada arti yang sesungguhnya. Tak berkelok-kelok dan tidak menggunakan istilah yang memiliki arti ambigu. Sewajarnya politisi memiliki sikap berkobar, punya jawaban yang sulit dimengerti demi menunjukkan kualitas diri. Namun pak Jokowi memiliki calm politic yang menunjukkan kualitas diri. Diam tapi bertindak, mungkin kalimat tersebut yang pantas disematkan kepadanya. Tak banyak bicara namun ada hasilnya. 

Bersama dengan wakilnya, beliau bersinergi dan menciptakan suatu kesatuan yang harmonis dimata masyarakat. Tak ada perdebatan, tak ada guncingan ataupun ketegangan politik antar keduanya. Saling melengkapi dan tetap berkarya. Perbedaan latar belakang SARA antara keduanya tak menjadi masalah yang berarti. Sama-sama tak mempermasalahkan dan sama-sama tak mempersoalkan. Dibalik sisi keademan Jokowi beliau dilengkapi oleh wakilnya yang memiliki ketegasan dan keberanian dalam meminpin Jakarta. Pak Ahok, begitu biasa orang menyebutnya, muncul menjadi seorang hero yang mengabdi, memberi kebenaran, dan membentuk birokrasi baru, mengandalkan ketegasannya untuk memperbaharui DKI Jakarta. 

Jokowi telah menjadi sosok yang berarti bagi Indonesia. Beliau sanggup mengubah arti dunia perpolitikan Indonesia. Politik tak harus dusta, politik tak harus benci, politik tak harus ada oposisi, politik tak harus penuh dengan energi, politik tak selamanya bicara, namun politik itu adalah tindakan mulia. Dibalik ketenangannya, selalu ada sikap mulia untuk mengabdi kepada Negeri.

Referensi : http://bio.or.id/biografi-jokowi-joko-widodo/
                 http://jurnalisbosconian.blogspot.com/2012/11/sejarah-perjalanan-hidup-jokowi-atau.html

by : Radian Nugraha Ginting

No comments :

Post a Comment