![]() |
source : rizkyattyullah.blogdetik.com |
Hari ini adalah Hari Pendidikan Nasional atau yang sering disebut Hardiknas. Dalam peringatan Hardiknas semua pelajar di seluruh Indonesia melakukan peringatan dengan berupacara bendera. Hari Pendidikan Nasional sepatutnya tidak hanya diperingati, namun juga harus dievaluasi apakah pendidikan di masa ini sudah berjalan maju, tetap ditempat, atau justru mundur ke belakang. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan pernah mengatakan " Bangsa yang besar bukan bangsa yang memiliki sumber daya alam yang besar, melainkan sumber daya manusia yang hebat ". Kalimat ini bagi saya tepat, bahwa manusia-manusia kitalah yang harus ditata sedemikian rupa agar bisa memanfaatkan sumber daya yang ada. Bayangkan apabila Indonesia ini disamping memiliki sumber daya alam yang melimpah juga memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan handal di bidang IPTEK, tentunya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkembang pesat dan bukan tidak mungkin Indonesia kan menadi negara maju yang baru.
Dalam peringatan Hardiknas ini isu yang penting bagi saya ialah kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan. Saya kira ini menjadi tugas berat pemerintah supaya pendidikan merata baik secara porsi dan fasilitas yang ada. Fenomena sekolah yang sudah tidak lagi layak digunakan masih sering kita dengar di media. Tentu ini menjadi tugas pemerintah memasang telinga serta melakukan tindakan sehingga apa yang layak mereka terima dapat mereka terima dengan baik. Jangan sampai ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat membuat para generasi muda kita melesu bahkan tidak concern terhadap dunia pendidikan. Sebetulnya begitu banyak masalah-masalah kependidikan, terkait dengan anak yang putus sekolah. Menurut saya, pemerintah tidak boleh tutup mata justru pemerintah harus bisa memperjuangkan mereka agar tetap dapat melanjtkan sekolah. Memang banyak faktor dibalik putusnya sekolah seorang anak diantaranya ketidakmampuan ekonomi dan kemalasan anak itu sendiri. Kedua-duanya menjadi PR pemerintah untuk menyelesaikannya. Sebab satu orang anak muda itu adalah aset berharga buat pemerintah. Lagi-lagi saya harus mengutip kata-kata dari Soekarno " Beri aku 10 anak muda maka akan kuguncang dunia ". Kalimat ini dapat merepresentasikan betapa berharganya seorang anak muda bagi bangsa ini.
Program-program terkait dengan anak-anak yang kurang mampu pun harus tepat sasaran. Apa yang sudah dikeluarkan oleh Presiden seperti Karti Indonesia Pintar harus tepat sasaran. Jangan sampai mereka yang membutuhkan justru tidak mendapat bagian. Perjalanan program ini harus menjadi perhatian kita semua. Bukan tidak mungkin yang menerima kartu ini justru mereka-mereka yang rakus sehingga yang membutuhkan tidak mendapatkannya. Sejauh ini yang saya lihat program pemerintah terkait dengan pendidikan bagi mereka yang kurang mampu sudah cukup baik, namun harus terus diawasi agar tepat sasaran. Seperti uang UKT ( Uang Kuliah Tunggal ) di perguruan tinggi dapat dimusyawarahkan sesuai dengan kemampuan keluarga. Juga program bidik misi yang ditawarkan pemerintah begitu menarik bagi mereka yang kurang mampu.
Diakhir tulisan ini saya mau berpesan kepada seluruh masyarakat, kita harus peduli terhadap dunia pendidikan. Apapun ilmu yang dienyam generasi muda saat ini, itulah yang akan mereka bawa dalam pembangunan bangsa ini kedepan. Bayangkan bila generasi muda tidak mengenyam pendidikan yang baik, maka tentu bangsa ini kedepan tidak akan pernah baik. Ingat sekali lagi perkataan Anies Baswedan yang saya kutip diatas tadi, bahwasanya bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan berkualitas. Selamat Hari Pendidikan Nasional.
No comments :
Post a Comment