Sunday, March 15, 2015

Jangan Biarkan Orang Lain yang Mencintai Budaya Kita

Beberapa hari yang lalu saya membaca harian kompas edisi Selasa 10 Maret 2015. Saya tertarik pada rubrik sosok yakni seorang Antropolog asal Kanada yang bernama Sandra Niessen. Yang membuat saya tertarik membaca rubrik ini Sandra Niessen yang bukan orang Indonesia menjadi sosok yang melestarikan budaya Indonesia yaitu kain Ulos. Sandra Niessen yang pada saat itu sedang kuliah S3nya di Universitas Lieden Belanda melakukan penelitian disertasinya di tanah toba. Dia belajar dan menekuni serta mencari tahu asal usul budaya batak dan keberhargaan kain ulos. Bahkan dirinya pun jatuh cinta terhadap tanah batak. Disaat Sandra Niessen sudah lulus doktornya pun ia tak dapat lupa akan budaya batak khususnya kain ulos yang sudah memberikannya gelar Doktor dengan predikat cum laude. "Saya tidak bisa melupakan tempat dimana saya dulu tinggal ketika saya melakukan penelitian" katanya. Hingga ia beberapa kali kembali lagi ke tanah toba untuk melestarikan ulos. Yang membuat Sandra Niessen miris ialah wanita-wanita batak tidak mau lagi membuat ulos atau tidak mau lagi melestarikan Ulos. Sandra Niessen pun mengajari para wanita-wanita muda di pelosok desa untuk membuat kain ulos yang begitu berharga itu.
Image result for budaya indonesia
source : griyawisata.com

Kisah Sandra Niessen ini harus dijadikan pelajaran bagi semua masyarakat Indonesia khususnya generasi muda. Budaya kita sendiri pun kita tidak peduli, bahkan yang menjadi peduli orang lain bukan diri kita sendiri. Betapa lucu bukan, masyarakat batak justru berguru membuat ulos kepada warga asing yang hanya melakukan penelitian di Indonesia ini. Itu pertanda bahwa tiadanya kepedulian kita terhadap budaya dan pelestarian budaya kita. Ironi memang bangsa ini, tak dapat berdaulat walau di negara sendiri. Mungkin tujuan Sandra Niessen itu baik, namun dampak buruk pun bisa saja kita dapat. Ketidakpedulian kita akan pelestarian budaya itulah yang dapat menyebabkan claim culture yang sering kita dengar. Tanpa kita sadari itu karena kita bahkan tidak tahu budaya kita masing-masing. Sebagai contoh claim yang pernah dilakukan Malaysia terhadap beberapa budaya indonesia. Seharusnya Indonesia dalam hal ini banyak belajar atas banyaknya peristiwa itu. Generasi Muda kita sudah seharusnya ditempa menjadi seorang yang cinta tanah air. Saya pernah membaca satu artikel di salah satu negara di Eropa para mahasiswa melakukan ekstrakurikuler bermain gamelan. Mereka sangat senang dan tekun memainkan serta mempelajarinya. Jika Indonesia tak awas maka bukan tidak mungkin gamelan dapat di-claim oleh mereka sebagai budaya mereka sendiri. Sedangakan mahasiswa di Indonesia sendiri pun tidak ada yang tertarik bermain gamelan atau alat musik tradisional lainnya. Ya, ini hanya pesan bagi kita semuanya supaya kita peduli dan melestarikan atau paling tidak mengetahui buday-budaya kita yang begitu banyak.

No comments :

Post a Comment