Saturday, March 28, 2015

Koruptor Bertoga

Selama ini mungkin kita hanya mendengar kasus-kasus korupsi yang pelakunya kalangan pejabat saja. Namun kini kenyataannya penyakit korupsi yang menderita bangsa ini sudah meluas ke kalangan bertoga atau para akademisi. Bekal intelegensi dan pemahaman mereka akan bidang tertentu serta tingginya sekolah yang pernah mereka enyam ternyata tidak memungkiri tindakan korupsi. Tidak heranlah kita jika pejabat yang pendidikannya pada hakekatnya lebih rendah dari para akademisi itu yang terbanyak melakukan korupsi. Bukankah semakin tinggi pendidikan seseorang maka etikanya pun semakin baik? Ini adalah pertanyaan yang amat misterius untuk dijawab, sebab fakta sudah menjawab tidak. 
Source : nasional.republika.co.id
Koruptor Bertoga mungkin itulah yang tepat untuk menggambarkan dan mewakili kasus-kasus korupsi belakangan ini. Yang terbaru dan aktual ialah kasus mantan wamen di era SBY yaitu Prof.Dr. Denny Indrayana. Guru Besar Hukum Tata Negara UGM ini di tuduh telah melakukan korupsi yang merugikan negara dalam kasus Payment Gateway selama menjabat sebagai wamen. Di kasus sebelumnya kita tahu Prof.Dr. Rudi Rubiandini salah seorang guru besar Institut ternama di Indonesia ITB. Mereka-mereka ini adalah golongan terpelajar yang belajar etika dan tata krama. Lalu justru mengapa mereka-mereka ini menjadi pelanggar etika itu sendiri? Tidak cukupkah mereka belajar hingga mencapai gelar terhormat 'Guru Besar' yang sudah membesarkan nama mereka yang memberi mereka limpah nafkah? 

Dari kasus-kasus yang terjadi di Indonesia kita tak usah heran dengan kasus Nenek Asyani yang mengenyam pendidikan pun tidak bahkan berbahasa Indonesia saja pun terbata-bata. Dibanding mereka yang duduk di kursi tinggi dengan pandangan yang luas dalam status yang sama dengan nenek Asyani yakni 'Tersangka'. Yang perlu dipertanyakan ialah mengapa mereka dapat melakukan hal tersebut. 

Beberapa saat sebelum ditetapkan sebagai tersangka Denny Indrayana mengunjungi kediaman Wapres Jusuf Kalla dengan maksud bersilaturahmi yang memiliki tujuan. Dalam pertemua itu ternyata Denny Indrayana meminta kepada Wapres Jusuf Kalla agar dirinya jangan diperiksa lantaran ialah aktivis antikorupsi. Namun, kenyataannya hukum tak se-spesial itu untuk Denny. Beliau adalah Guru Besar Hukum Tata Negara yang seharusnya mengerti dengan jelas perkara-perkara hukum. Perkunjungannya ke kediaman JK begitu menunjukkan kegelisahan Denny yang dapat mengindikasikan dirinya terlibat dalam kasus korupsi. Dengan embel-embel aktivis antikorupsi bukan berarti seseorang tidak dapat dicuragai dalam kasus korupsi. Jika memang anda bersih, tunjukkan kebersihan anda. 

Tak bisa dibohongi lagi korupsi kini sudah memasuki golongan-golongan terdidik. Sudah saatnya KPK dan lembaga penegak hukum yang lain masuk ke dalam birokrasi Pendidikan Tinggi. Untuk menjamin kejujuran dalam proses pendidikan yang berlangsung di pendidikan tinggi. Jika korupsi sudah merebak dalam dunia pendidikan, niscaya Indonesia akan menciptakan jutaan koruptor yang akan menguasai bumi pertiwi Indonesia.

Sunday, March 22, 2015

Mengakhiri Sebuah Jabatan

Bicara tentang sebuah jabatan dalam suatu organisasi pasti ada awal dan akhirnya. Namun pada artikel kali ini kita akan bicara tentang mengakhiri sebuah jabatan. Kalimat ini mungkin tidak asing di telinga kita "Jika diawali dengan baik, patut diakhiri dengan baik ". Ya, memang kalimat ini harus dicamkan oleh seseorang yang sedang atau yang berkeinginan untuk berjabatan dalam suatu organisasi. Bagaimanapun perjalanan organisasi seharusnya diakhiri dengan baik. Namun memang tak jarang banyak sekali orang yang meninggalkan jabatannya di pertengahan jalan dengan alasan yang terkadang tidak relevan ( cenderung mencari-cari alasan ). Kita semua mengakui bahwasanya berorganisasi memang tak semudah yang kita bayangkan. Kita harus mengenali tim kerja kita dan kita harus bersatu dalam psikologis visi dan misi tujuan kita. Memang tidak dapat dipungkiri terkadang kita merasa lelah dan terbebani terlebih ketika ada persoalan yang sulit dipecahkan. Berorganisasi memang banyak tantangannya meskipun mungkin organisasi tersebut tidak formal. 
Image result for organisasi
souce : kaskus.co.id
Berdasarkan judul artikel ini saya ingin mengingatkan setiap orang yang memiliki jabatan dalam suatu organisasi hendaknya kita harus mengingat janji yang pernah kita ucapkan sebelum kita menduduki jabatan tersebut. Dengan mengingat tekad kita bila dipertengahan jalan nanti ada sesuatu yang dapat menggoncangkan organisasi kita masih dapat bersatu. Solidaritas yang paling dibutuhkan dalam suatu tim kerja. Sebuah organisasi yang tanpa solidaritas maka mustahil organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. 

Terkadang yang kita rasakan dalam organisasi antara lain keinginan untuk berhenti di tengah jalan. Jika anda pernah berpikir untuk begitu saya sarankan anda untuk sadar dan menjauhkan pikiran seperti itu. Itu adalah sebuah cara yang tidak etis dalam suatu organisasi terkecuali dengan alasan yang kuat. Tapi, jika anda tidak punya alasan yang cukup kuat saya sarankan anda untuk bertahan dan tetap melaksanakan yang terbaik. Sebuah pekerjaan takkan terasa berat apabila dijalankan dengan sukacita dan tanpa bersungut-sungut. Yakinlah anda bisa untuk mencapai garis finish dan akhirilah dengan baik jika anda memulainya dengan baik.

Monday, March 16, 2015

Best Friend becomes Enemy

Hati-hati jika kamu berbicara dengan sahabatmu
Hati-hati bila kau hendak mengejeknya walau kau tak berniat menyakiti hatinya
Hati-hati bila kau menjanjikan sesuatu padanya
Hati-hati bertingkah laku terhadap sahabatmu
Hati-hati bila kau berkomentar tentangnya
Hati-hati bila kau berbicara kejekannya kepada orang lain
Hati-hati bila kau marah padanya
Image result for sahabat
source : revival-design.blogspot.com
Bersahabat ternyata tidak mudah. Ternyata dengan waktu yang singkat seorang sahabat bisa menjadi seorang musuh sejati kita. Mengapa bisa demikian? Ya pesan saya yang diatas tadi bila dilanggar bisa merubah sahabat menjadi musuhmu. Terkadang kita tak sadar dan bercanda sesuka hati kita, namun sahabat kita bisa saja tidak menerima canda kita tersebut. Ingat, hal sekecil apapun bisa melukai hati orang. Memiliki sahabat layaknya memiliki sebuah celengan pasir. Kau harus menjaganya terus menerus, jika sedikit menyenggolnya semua akan hancur berantakan. Itulah mengapa bersahabat dapat mendewasakan seseorang, sebab seseorang harus menahan egonya untuk bertingkah terhadap orang lain. 

Sudah banyak terjadi, yang dulu sahabat kini menjadi musuh abadi. Bukan karena perkara besar, namun karena perkara-perkara kecil. Yang dahulu saling tertawa dan bercanda ria, kini saling menikam dari belakang. Kepribadian manusia jelas beragam, itulah mengapa kita harus bisa mengantisipasinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Satu hal yang perlu diingat, sahabat tak mudah dicari. Seorang sahabat adalah seseorang yang dekat dengan kita melebihi seorang teman. Dengan sahabat kita bisa mengungkapkan isi hati kita terkait dengan persoalan hidup dan lainnya. Sahabat itu selalu diseleksi oleh alam, mana yang pas dengan diri kita itulah yang dapat menjadi sahabat kita. Jangan begitu mudah merelakan sahabatmu, kau harus tau betapa berharganya dia untukmu. Jika kau menyakiti hatinya mintalah maaf dan nyatakan kesalahanmu. 

Mencari seorang sahabat itu seperti mencari jarum dalam jerami. Susah atau mungkin mustahil kau cari. Jika kau menemukan yang lain, tapi itu jelas tak sama dengannya. Hargailah keberhargaan temanmu, maka iapun akan menghargaimu karena ia belajar hal yang kau ajarkan padanya yakni saling menghargai. 

" Yang paling berpotensi untuk menjadi musuhmu adalah Sahabatmu sendiri "

Sunday, March 15, 2015

Jangan Biarkan Orang Lain yang Mencintai Budaya Kita

Beberapa hari yang lalu saya membaca harian kompas edisi Selasa 10 Maret 2015. Saya tertarik pada rubrik sosok yakni seorang Antropolog asal Kanada yang bernama Sandra Niessen. Yang membuat saya tertarik membaca rubrik ini Sandra Niessen yang bukan orang Indonesia menjadi sosok yang melestarikan budaya Indonesia yaitu kain Ulos. Sandra Niessen yang pada saat itu sedang kuliah S3nya di Universitas Lieden Belanda melakukan penelitian disertasinya di tanah toba. Dia belajar dan menekuni serta mencari tahu asal usul budaya batak dan keberhargaan kain ulos. Bahkan dirinya pun jatuh cinta terhadap tanah batak. Disaat Sandra Niessen sudah lulus doktornya pun ia tak dapat lupa akan budaya batak khususnya kain ulos yang sudah memberikannya gelar Doktor dengan predikat cum laude. "Saya tidak bisa melupakan tempat dimana saya dulu tinggal ketika saya melakukan penelitian" katanya. Hingga ia beberapa kali kembali lagi ke tanah toba untuk melestarikan ulos. Yang membuat Sandra Niessen miris ialah wanita-wanita batak tidak mau lagi membuat ulos atau tidak mau lagi melestarikan Ulos. Sandra Niessen pun mengajari para wanita-wanita muda di pelosok desa untuk membuat kain ulos yang begitu berharga itu.
Image result for budaya indonesia
source : griyawisata.com

Kisah Sandra Niessen ini harus dijadikan pelajaran bagi semua masyarakat Indonesia khususnya generasi muda. Budaya kita sendiri pun kita tidak peduli, bahkan yang menjadi peduli orang lain bukan diri kita sendiri. Betapa lucu bukan, masyarakat batak justru berguru membuat ulos kepada warga asing yang hanya melakukan penelitian di Indonesia ini. Itu pertanda bahwa tiadanya kepedulian kita terhadap budaya dan pelestarian budaya kita. Ironi memang bangsa ini, tak dapat berdaulat walau di negara sendiri. Mungkin tujuan Sandra Niessen itu baik, namun dampak buruk pun bisa saja kita dapat. Ketidakpedulian kita akan pelestarian budaya itulah yang dapat menyebabkan claim culture yang sering kita dengar. Tanpa kita sadari itu karena kita bahkan tidak tahu budaya kita masing-masing. Sebagai contoh claim yang pernah dilakukan Malaysia terhadap beberapa budaya indonesia. Seharusnya Indonesia dalam hal ini banyak belajar atas banyaknya peristiwa itu. Generasi Muda kita sudah seharusnya ditempa menjadi seorang yang cinta tanah air. Saya pernah membaca satu artikel di salah satu negara di Eropa para mahasiswa melakukan ekstrakurikuler bermain gamelan. Mereka sangat senang dan tekun memainkan serta mempelajarinya. Jika Indonesia tak awas maka bukan tidak mungkin gamelan dapat di-claim oleh mereka sebagai budaya mereka sendiri. Sedangakan mahasiswa di Indonesia sendiri pun tidak ada yang tertarik bermain gamelan atau alat musik tradisional lainnya. Ya, ini hanya pesan bagi kita semuanya supaya kita peduli dan melestarikan atau paling tidak mengetahui buday-budaya kita yang begitu banyak.

Thursday, March 5, 2015

Holiday to Yogyakarta



There are two girls named Gabby and Isabel. They live in Europe in Paris city. Gabby and Isabel want to spend their summer holiday in Indonesia, and they choose Yogyakarta as their destination. To fulfill their desire, Gabby and Isabel call their cousin  who lived in Indonesia.

Isabel               : Gabby, next week is summer holiday, isn’t it? Do you have any idea where we  
                          spend our holiday?
Gabby             : Yes exactly next week is summer holiday. How about visit Europe?
Isabel               : Yeah, nice idea. But wait..where will we go?
Gabby             : What if we spend our holiday in Indonesia? Meet with Rosalinda and Imelda? I
                          think it woud be interesting
Isabel               : Agree, let us tell them, and let them choose our destination
Gabby             : Okay

Monday, March 2, 2015

Bandung Kota Kembang

Lapangan di depan Gedung Sate, Bandung
Kota kembang merupakan sebutan lain dari kota Bandung. Bandung merupa ibukota provinsi Jawa Barat. Minggu lalu saya berkesempatan berkunjung ke kota yang kaya akan budaya ini. Meniggalkan kota Jakarta dengan kepenatannya dan berharap sesuatu yang indah yang akan saya dapatkan di kota kembang ini. Tepatnya kami beserta rombongan berangkat pukul 05.00 WIB, melintasi tol cikampek yang lumayan padat padahal masih pagi sekali. Memasuki tol padalarang pemandangan drastis indah sekali. Dengan tampaknya pegunungan atau perbukitan yang menjadi scenery selama perjalanan menyusuri tol padalarang. Kurang lebih 2 jam melintas di jalan tol, kami pun tiba di gerbang tol Pasteur pada pukul 08.00 WIB. Kami pun terus melanjutkan perjalanan untuk bersarapan ria terlebih dahulu. Tempat yang kami singgahi ialah warung makan yang berada di pinggir jalan. Dengan ke-khasan sambel 'Janda Ngamuk' ini yang membuat kami menagih walau rasa dari sambal ini luar biasa pedasnya. Terlihat tempat ini sederhana, namun makanan yang disajikannya bukan sesuatu yang biasa. 
Kota Bandung
Selanjutnya, ketika perut pun sudah diisi kami melanjutkan perjalan menuju penginapan yang sudah kami booking sebelumnya. Memerlukan waktu kurang lebih 1 jam dari tempat kami makan tersebut. Kami menyusuri jalanan kota Bandung dengan pemandangan yang amat sangat luar biasa. Terlihat sangat asri dengan segala pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh subur di tanahnya. Jalan yang berlika-liku pun menambah keasyikan dalam perjalanan kami. Setelah sekian lama berjalan kami pun tiba di penginapan kami yang bernama 'kampung daun'. Seakan tempat ini layakna sebuah perumahan, namun konon katanya semua tempat disitu ialah untuk penginapan dan disewakan. Tempat yang kami sewapun lumayan besar dengan rumah kayu yang mempesona. Sangat terlihat asri dan mempesona tempat yang kami sewa ini. Dengan fasilitas yang memadai seperti kolam renang dan taman yang asri, serta tempat tidur yang lumayan luas seolah-olah bisa mengusir kepenatan kami dari Jakarta.
Keasrian kota Bandung
Di siang harinya, kami pun pergi ke luar untuk makan siang di Floating Market, Lembang. Floating Market merupakan arena rekreasi yang dikonsep sedemikian rupa menjadi pasar apung. Dimana kita bisa berbelanja makanan khas bandung di pasar apung ini. Kami pun makan siang disana, dengan makanan khas Sunda yang terkenal dengan manisnya. Sambal pun terasa manis jika kita makan makanan sunda ini. Setelah makan siang, kami pun berjalan-jalan mengelilingi Floating Market untuk melihatnya secara keseluruhan. Yang pertama kami lihat ialah kolam ikan mas yang tak terhitung jumlahnya. Lalu kami melewati pasar apung dimana kami dapat berbelanja kuliner khas Jawa Barat disana. Kaki seakan tak lelah menyusuri langkah demi langkah perjalanan kami, karena kami disuguhi pemandangan yang luar biasa. 

Kami pun langsung kembali ke penginapan kami dan beristirahat. Pada malam harinya kami pun tak pergi kemana-mana sebab hujan mengguyur kota Bandung. Kedinginan yang mulai menusuk tulang kami pun kami rasakan. Pada malam itu kami pun beristirahat, mungkin karena sebagian terasa kelelahan akibat perjalanan kami ini. 
Toko Roti yang hanya ada di Bandung
Keesokan harinya dipagi hari kami pun memulai aktivitas dengan makan Indomie, sebab seharunya kami makan nasi goreng. Namun berhubung Nasi Goreng belum datang, terpaksa kami menyiapkan alternatif lain untuk mengisi kekosongan perut kami. Setelah makan kami pun berenang, dan mandi. Tubuh seakan tak ada letihnya menikmati liburan ini. Setelah mandi, kami pun bermain gaple bersama teman-teman. Sehabis itu pukul 14.00 WIB kami pun check out dari penginapan kami dan pergi menuju Gedung Sate yang terletak di sentral kota Bandung. Kami pub berfoto-foto ria untuk mengabadikan momen berharga ini. Kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Kartika Sari untuk membeli oleh-oleh khas Bandung. Tepat pukul 18.00 WIB kami pun pulang ke Jakarta dengan perasaan bahagia walau letih menerpa tubuh ini.