Tuesday, November 25, 2014

Jayalah Guruku, Majulah bangsaku !

Memperingati hari guru atau HUT PGRI yang ke-69 selalu mengingatkan kita akan perjuangan masa lalu di dalam mendidik anak bangsa. Ki Hajar Dewantara memulai perjuangan dalam dunia pendidikan hingga kita merasakan pengaruh pendidikan pada zaman ini. Guru sebagai aktor ataupun insan di dalam dunia pendidikan pastinya memerankan peranan penting dalam proses pendidikan di Indonesia. Guru bukan saja seorang pengajar tetapi seorang pendidik. Apa yang dididik? Karakter anak-anak bangsa haruslah ditempa oleh seorang guru.

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, masa depan bangsa dititipkan kepada guru. Dididik, diajar untuk menjadi seorang pejuang-pejuang yang dapat mengisi kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Bagaimana masa depan kita di masa yang akan datang, guru memiliki andil besar untuk menentukannya.

Namun, terjadi pergeseran nilai tugas dan fungsi guru saat ini, guru bukan lagi menjadi sumber informasi bagi muridnya. Internet sudah memacu pengetahuan informasi para murid. Guru kini hanya menjadi fasilitator ataupun pembimbing bagi proses belajar mereka. Kemudahan informasi yang mereka dapatkan bisa saja merusak generasi bangsa, oleh sebab itu disinilah peran guru sangat diharapkan.

Ditengah globalisasi yang mendenging, guru tidak kehilangan jati dirinya. Perjalanan 69 tahun bukanlah perjalanan yang pendek. Itu merupakan sebuah perjuangan dan cita-cita para pahlawan pendahulu kita untuk menyiapkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Masa depan tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan manusia-manusia Indonesia yang bermartabat. Jayalah Guruku, Majulah Bangsaku ! Selamat HUT PGRI ke 69

Sunday, November 2, 2014

Economic Camp; Niat Menjadi Tidak Niat

Pada hari jumat tanggal 31 Oktober 2014 kemaren, gue ikut Economic Camp dari FE UNJ di Cibubur, Jakarta Timur. Dari awal bulan lalu pada saat registrasi sih gue emang antusias banget dengan acara ini. Dengan alasan, yang pertama karena gue emang belum pernah nyobain suatu acara dari UNJ sendiri, yang kedua karena kita akan dibentuk dalam acara camping (maklum belum pernah ikut camping). Gue udah dengan semangat mendaftarkan diri gue untuk ikut dan tidak ingin melewatkan acara yang sedemikian rupa.

Gak tau tanggal berapa gitu ya, ada acara briefing pra economic camp di UNJ. Saat itu gue gak bisa hadir, karena gue harus pulang kampung karena nenek gue meninggal. Jadi gue tau kelompok gue siapa-siapa aja dari twitter/media sosial. Masalah barang bawaan juga gue gak ngerti apa-apa. Yang menjadi kendala lagi buat gue adalah... per kelompok itu kan ada fasilnya(fasilitator) tercatat sih ada nama fasilnya, tapi nomor hapenya gak ada. Gue berfikir dalam hati gimana gue mau hubungin dia. Sejak saat itu, muncul lah kemalasan dalam hati gue, timbul kebimbangan yang amat sangat membingungkan. Di satu sisi acara ini begitu mendapatkan dukungan dari Dekanat FE, kalo gak ikut katanya gak bisa dapet beasiswa. Menyeramkan juga sih. Tapi kalaupun ikut, gue belum kenal sama kelompok gue dan juga fasil gue yang gaib itu (wkwk becanda).

Hari berganti hari, sedangkan economic camp menjadi semakin dekat. Gue belum bisa mutusin apakah gue ikut atau engga. Gue tanya juga sama temen-temen gue, mereka pun menjawab sedemikian rupa. Ternyata bukan gue doang yang bimbang pikir gue dalam hati..

Jengggg-jeenggg.....jengg
H-1 economic camp adalah hari dimana gue begitu galau, sampe-sampe gue ngikutin kuliah juga gak mood. Bingung dan sangat bingung. Balik lagi nanyain temen gue, ternyata udah ada yang mutusin gak bakalan ikut, tapi ada juga temen gue yang memberi sara supaya ikut aja, daripada gue dapet SP-1 ( Surat peringatan 1). Pulang kuliah juga gue gak langsung balik, padahal gue biasanya langsung balik ke rumah. Ini semua diakibatkan kegalauan gue untuk ikut acara economic camp ini. Akhirnya yang tadinya harusnya pulang cepet, gue jadi pulang agak siangan, karna gue ngobral-ngobrol dulu bareng temen-temen kampus.

Ketika gue pulang ke rumah juga masih belum punya keputusan. Ternyata gak punya keputusan itu begitu melelahkan. Seneng enggak, sedih iya. Sampe rumah gue langsung kasih surat yang dikasih panitia ke orang tua gua. Gue kasih tau ceritanya panjang lebar. Orang tua gue ternyata menanggapinya positif, mereka menginjinkan saya untuk berangkat. Pada saat itulah tepat pukul 18.00 gue memutuskan untuk ikut acara ini, dengan persiapan yang seadanya gue memberanikan ikut walau kelompok pun gue gak tau hehe.

Pagi harinya gue dianterin orang tua gue ke kampus UNJ, untuk mengikuti acara Economic Camp 2014~