source : kotabalikpapan.wordpress.com |
Beranjak dari bandara
menyusuri jalanan ibukota Balikpapan, saya tersadar kota ini ada yang berbeda
dengan Jakarta. Sangat terkesan nyaman dan aman. Kemacetan merupakan salah satu
pembeda kota ini dengan kota-kota besar lainnya contohnya Jakarta. Di setiap
jalanan tidak ada antrian kendaraan yang dipertontonkan. Para pengguna jalan
tertib mematuhi peraturan yang ada. Saya sempat bertanya dalam hati biasanya di
Jakarta hampir di setiap lampu merah ada polisi yang berjaga. Sedangkan di kota
Balikpapan ini hampir sulit kita menemukan Polisi. Bagi saya ini merupakan
sebuah indikator yang dapat menyimpulkan kota ini sudah aman dan nyaman bagi
masyarakat yang ada di dalamnya.
Perbedaan lainnya yang
saya temukan ialah tidak adanya Pengemis yang berlalu lalang di lampu merah
maupun perempatan jalan. Saya tidak mengerti apakah ada peraturan tegas dari
Pemerintah Daerah dalam hal ini atau tingginya kesejahteraan masyarakat yang
membuat tidak ada pengemis yang berlalu –lalang. Tapi yang jelas tidak ada saya
temukan seorang pengemis dan peminta-minta pun di jalanan kota Balikpapan.
Sisi lain yang saya
soroti dari kota Balikpapan ialah tata kota yang menurut saya sudah cukup baik.
Pusat kota dan perkantoran dipisah. Dalam zona perakantoran berdiri
gedung-gedung instansi pemerintah dan swasta, sedangkan di pusat kota terdapat
gedung-gedung perbelanjaan dan public area.
Dengan tata ruang yang baik tentu kenyamanan akan tercipta. Zona pemukiman
penduduk sangat jauh dari kegiatan industri dan perdagangan. Bahkan yang lebih
mengagumkan lagi ialah taman yang tersedia bagi warga Balikpapan yang ingin
berolahraga dan menikmati di pagi hari. Dengan pepohonan yang berdiri gagah,
fasilitas olahraga serta gazebo yang dapat digunakan masyarakat membuat setiap
orang yang menikmatinya senang.
Hal lain yang berbeda
dengan kota-kota lain pada umumnya ialah angkutan kota. Di kota Balikpapan boleh
dikatakan sulit menemukan angkutan kota berlalu-lalang. Faktornya ialah masyarakat
yang jarang menggunakan angkutan kota dalam bepergian. Dari sudut pandang
ekonomi hal tersebut terjadi karena masyarakat pada umumnya memiliki kendaraan
pribadi yang artinya kesejahteraan masyarakat cukup tinggi.
Sisi lain yang
berlawanan ialah krisis ekonomi yang dialami Balikpapan belakangan ini. Hal ini
saya dapatkan dari pengakuan beberapa saudara saya yang ada di sana. Mayoritas masyarakat
Balikpapan bermatapencaharian dari sektor minyak dan gas. Anjloknya nilai
minyak dan gas dunia sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia khusunya
Balikpapan. Banyak pekerja yang selama ini dipekerjakan di luar negeri akhirnya
dirumahkan oleh masing-masing perusahaan. Sehingga banyak yang kehilangan pekerjaan. Tentu ini
sangat berdampak secara ekonomi.
Apa yang saya ungkapkan
diatas, secara keseluruhan Balikpapan sebagai sebuah kota patut dicontoh oleh
kota-kota lain. Kota yang layak dihuni dapat disematkan kepadanya mengingat kota
ini juga beberapa kali telah memenangkan adipura. Kondisi yang aman dan nyaman
sangat diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat dan itu telah di wujudkan oleh Balikpapan
saat ini. Semoga terus dan tetap baik kedepannya.